ngga harus sama kan?
Published Friday, February 24, 2006 by Anonymous | E-mail this post
+ begitu yah? kalo di sana bukan seperti itu, beda, harusnya begini
halah.
sudah berkali-kali dengerin perbandingan-perbandingan semacam itu, ini bedalah disana, di sini laen lagilah. Sampai telinga sakitpun, yang namanya perbedaan itu pasti ada.
kalo diturutin ngga akan ada habisnya, malah bikin capek kali. lebih baik cari jalan keluarnya , misal nih mencoba berkompromi *untuk hal-hal tertentu* dari perbedaan-perbedaan tersebut. istilah kerennya di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung *ayo-ayo buka lagi buku pribahasa jaman sdmu dulu*.
ngga mungkin dong tinggal di Jawa tetapi memaksakan budaya SUmatra buat masuk di sini? atau sebaliknya? *eits eits jangan keburu salah paham, ini bukan masalah SARA lho*
bagaimana?berani menerima tantangan untuk berbicara keras-keras dan berteriak lantang ala tarzan di keraton ngayogyakarta?hih saya sih ogah!
intinya sih *sok dewasa nih* dengan menghargai tempat dan orang-orang dimana kita berada, kita juga menghormati diri kita sendiri kok. kalo kita menghargai orang lain most likely they will do the same, no?
tapi kudu dicatet juga baik orang lokal maupun pendatang sama-sama dilarang belagu dan mentang-mentang, baik mentang-mentang orang lokal sok kuasa maupun pendatang yang sok-sok ngga mau menghargai adat yang ada.
bukan begono jeng? *kedib kedib*
klo gini seh..mendingan berlaku kek aer ajah, menyesuaikan pada tempatnya..dimana ditempatkan, dsitu harud nurutin wadahnya, bukan begitu?
krn ada beberapa hal yg ga bisa di tabrak lari.. hihihi
pinter anak2ku sekalian *gaya bu kasur* bisa menarik inti yg jelas hehehehhe, yah begitulah intinya, hrus tahu diri, tahu tempat shingga tdk menimbulkan gejolak *tsahhh*
hehuehuehe... yang mana yang namanya nana?
loh... pada make 'b' semua...
kenalkeun saya brojol...
no boy ? brondong welkom ...
** melet ke nana **